Home | Salam PASKIBRA | Anggaran Dasar | Anggaran Rumah Tangga | Kepengurusan

judul.jpg

BENDERA PUSAKA MERAH PUTIH


C. TATA KRAMA PENGGUNAAN BENDERA

Undang – Undang Dasar Tahun 1945
Bab XV – Pasal 35 Tanggal 18 Agustus 1945

Menyatakan : Bendera Kebangsaan Indonesia ialah SANG MERAH PUTIH. SANG MERAH PUTIH : adalah kedaulatan dan tanda kehormatan Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu perlu diadakan peraturan tentang Bentuk, Ukuran dan Penggunaan Bendera Kebangsaan yang selaras dengan kedudukannya.

DEFINISI BENDERA MERAH PUTIH :
Dibuat dari kain yang kuat dan tidak luntur dan berukuran dua berbanding tiga.Paling besar 2 m x 3 m dan paling kecil 20 cm x 30 cm.

BENDERA PUSAKA
Adalah Bendera Kebangsaan yang digunakan pertama kali pada Upacara Proklamasi 17 Agustus 1945. Bendera Pusakan hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus.

TATA KRAMA (ETIKA)
Wujud dari pengejawantahan / penjabaran dari perlakuan terhadap
Bendera Merah-Putih

PERLAKUAN DAN WAKTU CARA PENGGUNAANNYA :
1. Bendera Kebangsaan harus selaras dengan kedudukannya sebagai lambang kedaulatan dan tanda kehormatan Negara.
2. Bendera Merah Putih tidak boleh dipergunakan untuk memberi hormat kepada seseorang dengan menundukkannya seperti lazimnya dilakukan pada waktu memberi hormat dengan panji-panji.
3. Bendera Kebangsaan dikibarkan pada siang hari, yaitu saat matahari terbit sampai matahari tenggelam.

PENGGUNAAN BENDERA KEBANGSAAN DIPERBOLEHKAN PADA WAKTU :
1. Acara Pesta Perkawinan, Sunatan dan acara Agama atau Adat yang lain yang lazim dirayakan.
2. Mendirikan Bangunan/Rumah, jika pemasangan ini menjadi kebiasaan, dalam hal ini pemasangan dapat dilakukan siang dan malam.
3. Diadakan pertemuan-pertemuan seperti Muktamar.
4. Konfrensi, Peringatan tokoh-tokoh Nasional atau Hari-hari bersejarah.
5. Diadakan acara Perlombaan-perlombaan.
6. Sebagai tanda berkabung jika Kepala Negara atau Wakil Kepala Negara wafat
7. Sebagi tanda berkabung jika seorang pejabat penting, Pengibaran itu terbatas pada gedung/Pejabat yang bersangkutan.

BENDERA KEBANGSAAN DIKIBARKAN SETIAP HARI PADA :
1. Dihalaman rumah Pejabat Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur dan Kepala Daerah yang setingkat dengannya;
2. Di Gedung-gedung/kantor-kantor Pejabat Negara pada Makam Pahlawan;
3. Bendera Kebangsaan yang digunakan di mobil bagi Presiden dan Wakil Presiden berukuran 30 x 45 cm (juga berlaku untuk setingkat Menteri keatas);
4. Bendera Kebangsaan yang dipasangkan pada kendaraan biasa tidak boleh melebihi ukuran 20 x 30 cm;

TATA TERTIB DALAM PENGGUNAAN :
1. Jika Bendera Kebangsaan dikibarkan pada tiang, maka besar serta tinggi tiang itu sedapat-dapatnya seimbang dengan besarnya Bendera itu;
2. Jika pada tiang yang memakai tali, dilakukan sedemikian sehingga bagian pinggir tersebut diikatkan tegang pada tali itu;
3. Bendera Kebangsaan dinaikkan pada tiang atau diturunkan dengan perlahan-lahan serta khidmat dan Bendera itu tidak boleh menyentuh tanah;
Jika Bendera Kebangsaan hendak dipasang setengah tiang, maka bendera itu dinaikkan dulu sampai ke ujung tiang, dihentikan sebentar dan kemudian diturunkan;
 Pada waktu Upacara penaikkan Bendera Kebangsaan, maka kepada semua orang yang hadir memberi hormat dengan tegak, berdiam diri sambil menghadap muka kepada Bendera sampai upacara penaikkan selesai;
 Mereka yang berpakaian seragam dari sesuatu Organisasi memberi hormat ditentukan oleh organisasi itu (contoh : Drumband);

KEGUNAAN LAIN BENDERA KEBANGSAAN :
1. Boleh dipakai untuk penutup Jenazah atau Usungan Jenazah pada :
a. Presiden dan Wakil Presiden, Menteri-menteri, Ketua DPR, Ketua MA, Jaksa Agung dan Ketua Dewan Pengawas Keuangan bila meninggal di luar negeri;
b. Warga Negara yang oleh Perdana Menteri Kepala Perwakilan Deplomatik RI yang bergelar Duta Besar atau Duta yang ditentukan patut mendapat penghormatan, ini karena ia tokoh Nasional atau Pahlawan Nasional;
” Jika Bendera Kebangsaan digunakan dalam acara pembukaan patung atau tugu peringatan, maka Bendera itu tidak boleh dipakai sebagai selubung/pembungkus, tetapi harus dikibarkan pada tempat yang terhormat ”

BENDERA KEBANGSAAN TIDAK BOLEH DIGUNAKAN :
1. Dipakai sebagai langit-langit, atap, pembungkus barang, tutup barang, reklame dengan cara apapun juga;
2. Digambar atau disulam pada barang-barang yang memakainya mengandung penghormatan terhadap Bendera Kebangsaan;
3. Pada Bendera Kebangsaan tidak boleh ditaruh Lencana, Huruf, Kalimat dan angka atau tanda-tanda lain;
” Apabila Bendera Kebangsaan dalam keadaan sedemikian juga, hingga tidak layak untuk dikibarkan lagi, maka mengingat kedudukannya bendera itu harus dimusnahkan ”
PP. 40 TAHUN 1958 BAB VIII PASAL 37 : ATURAN HUKUMAN

” Barang siapa melanggar ketentuan tersebut (dalam pasal-pasal yang telah ditentukan) dihukum dalam kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima ratus rupiah ”

Diundangkan pada tgl. 10 juli1958

Mentri KEHAKIMAN : G.A. MAENGKOM
PP. 40 TAHUN 1958 BAB II PASAL 6 MENYATAKAN :

” Dalam hal-hal yang luar biasa yaitu pada waktu seluruh Nusa dan Bangsa sangat bergembira atau untuk mengobarkan semangat membela Tanah Air, Maka Pemerintah dapat menentukan menyimpang atau ketercualian ”

Jayalah Merah-Putih! Jayalah Indonesia!!!





<< Kembali Ke Halaman 2

<< Tutup >>

Enter supporting content here